Ganjar baper ketika banyak kritikan dari netizen yang tag akunnya terkait tercemarnya sungai Bengawan Solo yang membuat PDAM harus bersuara di sosial media.

Akun PDAM sebelumnya meng-upload video bagaimana tercemarnya Bengawan Solo, dan meminta perhatian pihak terkait untuk selesaikan masalah ini karena Bengawan Solo dijadikan sumber baku bagi 12.000 pelanggan PDAM.

Cuitan akun PDAM tersebut langsung dibanjiri komentar netizen yang menyayangkan hal itu bisa terjadi. Disinyalir, tercemarnya Bengawan Solo karena banyaknya pelaku industri membuang limbahnya ke Bengawan Solo.

Ganjar adalah gubernur yang 11-12 dengan Ridwan Kamil, dengan jumlah follower 1,2 juta pada akun sosial medianya.

Mention nama Ganjar yang dilakukan PDAM, sukses menarik perhatian Ganjar. Sayangnya, ia sedikit COMEL dengan kritikan netizen. Salah satunya pada akun sosmed bernama Nessa @PecintaVoli.

Nessa menuliskan komentarnya,

“Sekotor itukah, ya ampun. Untuk apa kemajuan Industry, jika kesehatan tergadai. Ini nih, salah satu alasan saya kurang setuju mengapa Jateng di jadikan sentra Industri. Rusak alamnya, sengsara warganya.”

Tanggapan Ganjar, justru mempertanyakan bio akun @PecintaVoli. Dalam psikologis, tanggapan Ganjar ini memperlihatkan ia tidak terima dengan kritikan yang dicatatkan oleh akun Nessa.

Jika ia bijak, cukup menjawab bahwa hal ini sudah ditangani tim terkait dan dalam pemeriksaan. Namun dengan mempertanyakan bio, Ganjar sudah menerapkan ad hominem pada akun Nessa. Menyasar pribadi akun Nessa, memperlihatkan ada tekanan pada akun Nessa.

Cuitan akun Nessa, langsung dihapusnya kala ia mendapatkan retweet dari Ganjar. Tanggapan Ganjar, dianggap Nessa, adalah sebuah ancaman dan ia tidak mau membuat polemik akan hal itu. Menghapus agar dirinya terhindarkan dari masalah yang bisa jadi akan membuat cerita kelam dalam hidupnya.

Ganjar Baper, Ganjar Arogan

Atas sebuah kritik, defend Ganjar sangat payah. Terkesan urakan dan bergaya preman.

Ganjar harus belajar pada Anies Baswedan ketika menghadapi kritikan. Selama 2 tahun memimpin, tidak pernah Anies mempersalahkan tentang akun-akun yang mengkritiknya dalam nada sumbang. Bahkan bertanya bio saja Anies tidak pernah.

Berbagai tuduhan dan fitnah yang tertuju padanya, dijawab Anies sebijak mungkin dan klarifikasi secara terang benderang tanpa perlu memberikan tekanan karena berkuasa.

Dua periode menjadi pemimpin, gak membuat Ganjar benar-benar belajar tentang menerima kritikan. Alasan ia bertanya bio, agar mengetahui profil yang memberi kritik adalah alasan kuno. Seharusnya ia bisa menilai, apakah kritikan itu berhak dijawab atau tidak perlu dijawab. Ketika menjawab, maka pilihlah kata-kata yang mengesankan seorang pemimpin bisa menjelaskan mengenai permasalahan yang diangkat.

Bukannya mencari keruh dengan bertanya balik tentang hal yang gak penting.

Apa urusannya bio dengan pencemaran sungai Bengawan Solo ‘njar…!!

Ganjar jangan-jangan hanya belajar pada Ridwan Kamil untuk menjadi seleb medsos. Pada Anies Baswedan, Ganjar harus belajar bagaimana berlaku bijak menghadapi serangan di sosmed. Jika hanya mau menjadi seleb tanpa mau dikritik, nyebur aja ke limbah Bengawan Solo.

Jadi paham, mengapa nama Ganjar gak tersebut dalam pemilihan ketua Gubernur Indonesia.

Jangan-jangan, yang abstain 1 orang dalam pemilihan adalah dirinya. Ngambek karena gak masuk kandidat, dan berencana mengulik akun sosmed panitianya untuk bertanya..

“Apakah ini bio kamu ‘dul…?”

Ganjar yang Ambyarrr.

Penulis: Setiawan Budi (Link: https://www.swamedium.com/2019/11/28/ganjar-belajarlah-ke-anies-baswedan/)