Belakangan ini jagat media sosial Twitter tengah diramaikan dengan dugaan penghinaan yang dilakukan akun @KoprofilJati terhadap ibu negara, Iriana Jokowi.
Dalam cuitannya itu, dia mengunggah
foto Iriana yang tengah berdampingan dengan istri Presiden Korea
Selatan, Kim Kun-hee. Dia juga membubuhkan twit seolah-olah percakapan
terjadi antara seorang majikan dengan asisten rumah tangga (ART).
"Bi (Bibi -red), tolong buatkan tamu kita minum."
"Baik, Nyonya," cuit @KoprofilJati pada Kamis (17/11/22).
Ditelusuri lebih lanjut, ternyata penghina Iriana itu bernama Kharisma Jati.
Sebelumnya
sempat beredar tudingan dari pendukung rezim bahwa dia adalah seorang
kadal gurun (kadrun), namun hal itu langsung dibantah oleh pengguna
Twitter @neohistoria_id.
"Sebagai media yang
tumbuh dan lahir di Facebook, perlu kami luruskan bahwa Kharisma Jati
bukan seorang kadrun (dalam definisi muslim garis keras atau mereka yang
menetapkan diri sebagai oposisi)," kata akun @neohistoria_id pada Kamis
(17/11/2022).
"Kharisma Jati merupakan seorang komikus yang memang kerap menghasilkan komik," lanjutnya lagi.
Pernyataan
akun @neohistoria_id itu turut dibenarkan oleh pengguna Twitter dengan
nama Mas Wais. Dia mengatakan kalau Kharisma bukan kadrun, justru dia
merupakan seorang kartunis yang kerap menjadikan gerakan seperti Front
Pembela Islam (FPI) sebagai lelucon.
"K Jati
bukan kadrun sih. Dia justru kartunis yg sering menjadikan gerakan macam
fpi sebagai lelucon. Ini lebih ke bercanda yang tidak sepantasnya.
Nggak masuk ranah pidana juga seharusnya," ujar @MasWaisku pada Kamis
(17/11/2022).
Surat Terbuka Minta Maaf
Melalui akun facebooknya, Kharisma Jati akhirnya memposting Surat Terbuka Permintaan Maaf.
Tapi Paragraf ke-4 bikin pendukung rezim emosi jiwa🤭🤭
Seru baca komen2 mereka di FB 😁
***
Surat Terbuka Permintaan Maaf
Kepada
Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana
Joko Widodo berserta seluruh Keluarga Besar Kepresidenan.
Dengan
ini saya, Kharisma Jati, meminta maaf kepada Keluarga Besar Presiden RI
atas unggahan saya di media sosial yang menyinggung perasaan anggota
keluarga Bapak Presiden Joko Widodo, termasuk kerabat; staf; dan pejabat
di lingkungan kepresidenan. Permintaan maaf ini saya nyatakan dengan
tulus dari lubuk hati yang paling dalam, tanpa unsur keterpaksaan maupun
kepura-puraan.
Dan jika dari pihak terkait
bermaksud mengadakan tuntutan hukum maka saya akan menerima dengan
lapang dada atas segala hukuman yang adil dan setimpal.
Namun
tidak ada sedikitpun permintaan maaf saya terhadap para pendukung
fanatik rezim ini, yang merasa bisa berbuat sesukanya sendiri tanpa
mengindahkan moral dan etika, karena saya bukan penjilat; pembeo; maupun
perundung, dan tidak sedikitpun saya membenarkan perbuatan semacam itu.
Framing, fitnah, dan ujaran kebencian yang mereka buat hanya
mencerminkan arogansi dan kemunafikan mereka.
Demikian surat terbuka ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari pihak manapun.
0 Komentar