Komite Perdamaian Dunia atau The World Peace
Committee (TWPC) menetapkannya Aksi Bela Islam 2 Desember (212) sebagai
Hari Ukhuwah Dunia atau World Brotherhood Day. Penetapan Hari Ukhuwah
Dunia ini mendapat dukungan dan apresiasi yang luar biasa dari
masyarakat internasional 202 negara.
Presiden TWPC, Prof. Dr. HE Djuyoto Suntani dalam keterangan
tertulisnya, Selasa (3/12/2019) mengatakan, adanya Hari Ukhuwah Dunia
maka dengan sendirinya menepis isu dan sinisme banyak kalangan yang
menyebut penetapan hari khusus itu sebagai hoaks sebagaimana klaim situs
fact checker yang menamakan dirinya pendeteksi fakta kebenaran tetapi
membantah fakta tentang penetapan Hari Ukhuwah Dunia atau World Ukhuwah
Day.
Djuyoto menuturkan, penetapan Hari Ukhuwah Dunia itu atas usulan
beberapa negara yang mencermati peristiwa 212. Ketetapan ini didukung
oleh 202 negara yang 90 persen non muslim. Ada 9 hal yang membuat
212 layak dimonumentalkan dalam sebuah hari khusus untuk tetap
diperingati sepanjang tahun. Pertama, pengumpulan jutaan massa secara
spontan pada 2 Desember 2016 merupakan peristiwa pertama di dunia.
Kedua, jutaan massa yang berkumpul datang dengan ikhlas atas inisiatif
sendiri. Ketiga, jutaan massa yang berkumpul semuanya untuk menyampaikan
suara hati nurani.
Keempat, jutaan massa yang berkumpul semuanya bertanggungjawab atas diri sendiri.
Kelima, jutaan massa yang berkumpul berlangsung tertib, aman dan damai.
Keenam, logistik yang terkumpul semua berasal dari elemen masyarakat.
Tidak ada massa yang kelaparan atau kehausan. Ketujuh, jutaan massa yang
berkumpul dengan hening berdoa secara khusu bersama seluruh makhluk di
alam semesta.
Kedelapan, jutaan massa yang berkumpul membawa aura sejuk dan
kekeluargaan, persahabatan, perdamaian, persaudaraan yang saling
menghormati sesama.
Kesembilan, alam semesta di seluruh planet Bumi memberi restu mulia pada
jutaan massa yang berkumpul di Monas pada 2 Desember sehingga selesai
acara, lokasi bersih rapi. Tidak ada selembarpun sampah yang tersisa.
Ini terjadi karena ridha Tuhan dan restu seluruh alam semesta.
Peristiwa berkumpulnya jutaan umat ini bukanlah sebuah mobilisasi tetapi
lebih pada pasrtisipasi setiap individu yang rindu mewujudkan ukhuwah.
Biaya perhelatan akbar yang didengungkan sekitar Rp3 miliar ini murni
berasal dari koleksi dana umat sendiri melalui sumbangan pribadi dan
majlis-majlis.
"Hal ini bisa dilihat pula dari antusiasme masyarakat yang berlomba
membuka posko-posko layanan di area taman Monas yang terdiri dari
makanan, minuman, jasa dan layanan secara gratis. Sungguh Aksi 212
memang aksi semesta tentang ukhuwah bukan saja antar mslim tetapi lintas
ras," jelasnya.
Sukses dan Damai
Terpisah, Ketua Panitia Reuni 212, KH Awiet Masyhuri menyampaikan terima
kasih kasih karena munajat dan maulid Agung Nabi Muhammad SAW dan Reuni
212 telah berjalan dengan sukses, aman damai, bersih dan tertib. "Kami
mengucapkan jutaan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi mensukseskan acara tersebut teristimewa," jelasnya.
Dalam kesempatan ini KH Awiet Masyhuri juga mengucapkan terima kasih kepada ulama dan tokoh masyarakat, korda korda Mujahid 212,
Gubernur DKI Jakarta, Kapolda Metro Jaya, Pangdam Jaya, pimpinan
pimpinan ormas dan komunitas. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan
pengorbanan para pihak tersebut.
"Permohonan maaf kepada semua pihak jika dalam rangkaian acara ada hak
hal yang kurang berkenan. Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menjamu semua yang hadir," paparnya. [
htc]
0 Komentar