Gadis cantik nan berprestasi yang baru berusia 11 tahun ini akrab dipanggil Kekey.

Terkabar di pagi itu, Kekey sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Ia sudah memakai seragam lengkap dan berniat sarapan. Sayang Ayah bundanya sedang cekcok. Alhasil tak ada sarapan di meja makan. Kekey pun duduk di ruang tamu, menanti....

Tiba-tiba sang ayah menghampiri, alih-alih menawarkan sarapan atau antaran ke sekolahnya di SDN Sukamaju, Jatijajar, Depok; sang Ayah malah bertanya:

"Kekey, apa benar kamu bakalan milih ikut bunda kalau misalnya ayah dan bunda bercerai?!"

Entah karena terkejut karena tidak menyangka mendapat pertanyaan seperti itu, Kekey hanya diam. Ia tidak menjawab. Mungkin ia butuh waktu untuk mencerna apa yang sedang terjadi? Mengapa ia harus memilih? Mengapa ayah bunda mau bercerai?

Tetapi rupanya, sang ayah yang sedang emosi menganggap diamnya Kekey adalah sebuah pembangkangan.

Sang ayah marah. Kekey diseret ke ruang belakang. Sang Ayah menutup dan mengunci pintu rumah, lalu mengambil samurai.

Beberapa saat kemudian, sang ayah keluar rumah, sambil menggendong adik bungsu Kekey dengan satu tangan dan menggenggam samurai yang berlumuran darah di tangan lainnya.

"Dua setan sudah saya habisi!!!"

Begitu celoteh si ayah kepada tetangga yang bertanya. Sang ayah pun mengaku tidak menyesal sedikitpun, malahan ingin juga membunuh anak balitanya yang masih hidup.

Tetangga pun masuk ke dalam rumah.

Di ruang tamu, Kekey tergeletak, berlumuran darah, tak lagi bernyawa. Sekujur tubuhnya penuh luka bacokan. Hasil autopsi menunjukan bahwa Kekey menerima sabetan samurai secara membabi buta di seluruh tubuhnya. Dan hal keji tersebut dilakukan ayah kandungnya sendiri.

Kekey, bocah ceria yang dari catatan bu guru Vera adalah anak yang tak pernah bolos sekolah ataupun mangkir mengerjakan tugas, wafat secara mengenaskan.

Rekonstruksi menunjukan bahwa Kekey dihabisi di ruang belakang rumah. Namun setelah ayahnya keluar rumah, rupanya Kekey masih hidup. Dengan luka bacokan di sekujur tubuh ia merangkak ke ruang tamu, mencari sang bunda. Na'as sang bunda juga tak mampu menolongnya. Rupanya ia juga sudah terkapar dengan luka-luka yang sama, sabetan samurai di kepala dan tubuhnya.

Kekey sudah pergi.
Sang bunda masih dalam kondisi kritis.
Sang adik yang berusia 1,5 tahun, yang sempat diselamatkan tetangga saat akan dibunuh sang ayah juga, entah kini bersama siapa.

Rumah besar yang sangat bagus itu menjadi saksi kehancuran sebuah keluarga. 😭😭😭

Saat ini pihak kepolisian sedang mendalami adanya kemungkinan pembunuhan berencana. Terkabar sang ayah sengaja mengkonsumsi sabu bersama teman-temannya agar ketika pulang ke rumah bisa dengan "santai" menghabisi seluruh keluarganya. Yaitu istri dan kedua anaknya.

Entah apa yang sesungguhnya yang melatarbelakangi Rizky Noviyandi Achmad sampai tega secara keji menghabisi keluarganya. Ada kemungkinan manusia keji pembunuh ini sedang kasak-kusuk bersama kuasa hukum untuk mengajukan klausa gangguan jiwa.

Seorang ayah yang seharusnya menjadi pelindung keluarganya, malah menjadi monster penghilang nyawa.

Seorang ayah yang seharusnya menjadi cinta pertama putrinya, malah tega secara sengaja menggores ribuan luka dalam tubuh anaknya yang tak berdaya melawannya.

Kekey, begitu sering terlihat tersenyum bahagia saat berfoto bersama ayah dan bundanya.

Di pagi terakhir itu, mungkin ia pun sedang bingung. Ada apa dan kenapa sang ayah berubah?

Mungkin sama herannya seperti kita yang kini sedang membaca berita mengerikan ini. Kenapa ada seorang yang sampai hati membunuh putrinya?

Key, selamat jalan.
Kata Bu Guru Kekey anak baik.
Kata kawan-kawan, Kekey teman yang baik.
Maafkan bunda dan adik Kekey yang tak bisa hadir di pemakaman Kekey, yaa.
Do'a terus kami semua alirkan deras untuk Kekey, sederas air mata kami yang menangisi kemalangan yang menimpamu.

Bahagia disana ya, Key, surga tempat kembalimu ananda ♥️♥️♥️😭😭😭

Innalillahi wa innailaihi roji'un.
Allahummaghfirlaha warhamha waafiha wafuanha.
Aamiin Ya Mujibassailin. 

(Aisha Rara)