Rezim Joko Widodo dianggap nekat mengubah UU dan peraturan perundang-undangan lainnya hanya demi investor, bukan memikirkan kepentingan rakyat Indonesia.
Begitu yang disampaikan
oleh mantan Sekretaris Kementerian BUMN, M Said Didu, melalui video
yang diunggah kanal YouTube MSD berjudul "Pemerintah Sudah Kehilangan
Akal. Aturan2 IKN Diubah Demi Investor" pada Senin (5/12).
Said
mengatakan, dirinya menyoroti pernyataan Presiden Jokowi soal
oversubscribe, serta pernyataan Kepala Otorita IKN bahwa sudah ada 21
negara Eropa yang ingin berinvestasi di IKN.
"Nah
problemnya adalah, investasi apa, negara kehilangan apa, negara dapat
apa dari investasi tersebut? Kalau menyatakan bahwa tanah itu dijual, ya
siapapun mau beli, tapi harga murah. Nah kita kan enggak pernah tahu
apa yang dijual, harganya berapa," ujar Said seperti dikutip Kantor
Berita Politik RMOL, Selasa (6/12).
Said
mengaku waswas dengan nekatnya pemerintah. Apalagi, awalnya pemerintah
menawarkan bahwa HGB sesuai dengan UU, kemudian ditawarkan menjadi HGB
HGU selama 160 tahun, belum laku juga. Pun saat ditetapkan bebas pajak
30 tahun, tax deduction 350 persen.
Yang
dimaksud tax deduction, kata Said, adalah bahwa investor jika sudah
melakukan investasi sesuai ketentuan dan bayar pajak, maka dibebaskan
pajak 350 persen daripada yang harusnya dibayar.
Apalagi,
Kepala Bappenas menyatakan setelah UU IKN muncul, bahwa demi keinginan
investor, maka UU harus diubah agar menjadi hak milik.
"Coba
bayangkan rezim ini sudah berkali-kali mengubah UU demi investor. Masih
ingat dulu waktu diprotes tentang tenaga kerja asing ilegal, maka UU
Ketenagakerjaan, Peraturan Kemenaker yang diubah. Masih ingat bahwa UU
Cipta Kerja yang dibuat itu adalah dalam rangka memenuhi investor,"
jelas Said.
Said lantas kembali menyampaikan
hipotesanya bahwa rezim Jokowi adalah rezim untuk menjual negara.
Karena, dari berbagai langkah yang dilakukan adalah semua demi investor,
bukan demi rakyat Indonesia.
"Semua kebijakan
yang diambil pemerintah termasuk perubahan peraturan perundang-undangan,
itu demi investor, bukan demi rakyat Indonesia. Mungkin juga itu lah
kenapa Bapak Presiden rambutnya masih hitam. Beliau menyatakan yang
mikirin rakyat tuh rambutnya putih. Karena mungkin bapak presiden hanya
memikirkan investor dan relawan, sehingga rambutnya masih hitam,"
pungkas Said.
Sumber: RMOL
0 Komentar